Sabtu, 10 Desember 2011

Malaysia Bikin Buku Sejarah Batik

Kuala Lumpur - Kendati batik telah diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya Indonesia, namun itu tidak menyurutkan upaya Malaysia untuk terus mempromosikan batik khas negeri itu. Sebagai bagian dari upaya itu, buku sejarah batik hari ini diluncurkan di Malaysia.
Buku berjudul "Malaysian Batik: Reinventing a Tradition" tersebut diluncurkan oleh mantan perdana menteri Malaysia Tun Abdullah Ahmad Badawi.

Peluncuran buku karya Datin Noor Azlina Yunus tersebut bertepatan dengan dimulainya Konvensi dan Pameran Batik Internasional Kuala Lumpur (KLIB) 2011 di Kuala Lumpur hari ini. Pameran batik itu akan berlangsung tiga hari.

Saat meluncurkan buku tersebut, Badawi mengimbau warga Malaysia untuk menulis lebih banyak buku-buku mengenai sejarah, budaya dan warisan bangsa.

"Menulis buku mengenai budaya dan warisan kita merupakan jasa besar bagi negara kita," kata Badawi seperti dilansir kantor berita resmi Malaysia, Bernama, Jumat (9/12/2011).

Dikatakan Badawi, buku-buku akan membuat kaum muda dan generasi mendatang terus mendapatkan informasi sehingga bisa memahami dan menghargai budaya dan warisan.

Buku mengenai sejarah batik tersebut dijual dengan harga 110 ringgit. Buku setebal 176 halaman tersebut bercerita mengenai asal-mula batik, material, metode pembuatan dan motif-motif batik. Buku itu juga menceritakan bagaimana batik Malaysia telah bertransformasi menjadi kerajinan bercita rasa internasional.



Beberapa contoh design batik Malaysia:






Jumat, 09 Desember 2011

Penyebab Terjadinya Kesemutan

memang mungkin pertanyaan yang mungkin sering kita ajukan sendiri, nah bagaimana terjadinya kesemutan silahkan disimak, semoga info ini menambah pengetahuan kita semua, amin. Kesemutan atau berasa senyar ( geranyam - red ) pada anggota badan, seperti digigit semut, terutama kaki dan tangan. Biasanya orang yang mengalami kesemutan karena lama duduk tanpa bergerak - gerak atau tertekan terlalu lama.

Kesemutan bisa jadi merupakan indikasi awal penyakit serius seperti tumor, kencing manis atau stroke. Menurut dr. Diatri Nari Lastri, spesialis syaraf RS. Cipto Mangunkusumo, orang cenderung menganggap enteng kesemutan karena biasanya keluhan itu akan menghilang sendiri. Padahal menurutnya, ketika kesemutan berarti telah terjadi sesuatu di tubuh. Kalau gangguan kesemutan itu terjadi pada satu tempat, satu posisi dan akan menghilang setelah ada perubahan posisi , memang tidak perlu dikawatirkan.

Style Rambut Wanita Korea


 
























korean-hairstyles-women.

Korean-women-hairstyle-2011

Women Japanese Curly Hairstyles

Dari beberapa gambar diatas kesimpulan yang bisa saya ambil adalah bahwa permainan style rambut mereka rata-rata di bagian PONI.
Poni mereka pasti lurus&datar diasa alis mata. Ditambah dengan permainan mereka dengan curly hairnya.
Dan 1 lagi, selain bermain dengan poni dan curly, mereka juga bermain dengan tatanan helai rambut mereka yang terkesan tidak disisir rapi namun dibiarkan berantakan untuk menambah kesan "berani" dan "cuek" tapi tetap rapi.

Contoh Girlband dengan style rambut mereka:

Grup Wonder Girls ini kompak dengan gaya rambut pendek mengembang.
Mungkin identik dengan tokoh kartun Dora The Explorer yaa :D
Namun kembali lagi, walaupun gaya rambut sama antara 1 dengan yang lain mereka tetap membedakan diri mereka dengan memodifikasi poni mereka masing-masing. Betul kan?


Naah 1 hal yang saya sukai dari hairstyle Korea adalah SIMPLE.
Mereka jarang sekali memberikan aksen pada rambut mereka, paling-paling hanya mengandalkan curly. Selanjutnya? Dibiarkan apa adanya, namun tetap terlihat high class.
5 dari 9 personil mengandalkan curly dan selebihnya dibiarkan alami begitu saja.
Dan tampaknya mereka bangga dengan rambut hitamnya, hanya 1 personil saja yang mewarnai rambutnya.



Jadi, inti dari pembahasan kita kali ini adalah bahwa wanita-wanita Korea memang selalu tampil apa adanya mereka. Tanpa embel-embel pada rambut mereka, namun mereka bisa terus terlihat sexy dan high class. Untuk urusan rambut mereka hanya mengandalkan curly, poni dan sasak.

Kamis, 08 Desember 2011

Lagu Baru Justin Bieber Menyambut Natal 2011


Justin Bieber - Santa Claus Is Coming To Town

Aplikasi Wap Chat Gratis tapi Berkualitas Tinggi





Ini adalah logo suatu produk baru untuk aplikasi wap chat handphone!
Baru rilis akhir tahun ini looh!
Dan yang penting, aplikasi ini GRATIS!!
Jadi, lo yang suka chatting di facebook apalagi harus punya account dari komdak ini.
Caranya?
Amat sangat gampang kok!
Yang penting settings GPRS di handphone kamu sudah benar-benar aktif.
(Tenang..  Kamu enggak usah check pulsa kok! Kan GRATIS!!)
Nah..
Kamu tinggal kunjungi alamat
 http://m.komdak.com/ langsung dari handphone kamu (pake browser).
Maka akan muncul tampilan seperti dibawah ini:


















Naah kalo yang kalian lihat di atas adalah tampilan m.komdak.com jika kalian browse dari komputer. Ya, kurang lebih tampilannya seperti ini lah.

So, tunggu apa lagi?
Ayo!  Menjadi penggagas  utama akan tekhnologi dengan langsung gabung dan ajak teman-temanmu yang  lain.

RIP Christopher Melky Tanujaya


Dulu, namanya memang jarang didengar, tapi sekarang dari media twitter, facebook, hingga beberapa situs online memberitakan tentang dirinya. Berita tentang kepergiaan dirinya, berita tentang kepergian salah satu pemuda Indonesia yang memiliki segudang prestasi.
Christopher Melky Tanujaya, pria berusia 16 tahun ini adalah salah seorang peraih medali perak matematika pada olimpiade sains nasional 2009. Atas prestasinya tersebut, dia mendapat beasiswa bersekolah di St Joseph Institution, Singapura. Selain itu, dia juga meraih prestasi dibidang olahraga, organisasi, dan musik.

Norma Sulistiowati, ibu dari Kiki (panggilan akrab Melky) merasa sangat kehilangan. “Dia pernah mengatakan, apa yang dicapai semuanya untuk membahagiakan mami dan papi. Pada bulan enam kemarin dia ikut olimpiade, agregatnya delapan. Pulang dari Singapura, dia membawa dua medali. Di sekolahnya dia termasuk dalam top 30 atau 30 terbaik.” kenangnya. Pernyataan yang dimuat di 

VIVANews ini benar-benar menyadarkan kita bahwa Melky adalah seorang anak baik yang memiliki cita-cita untuk membahagiakan orangtuanya. Lalu, mengapa orang sebaik Kiki harus dibunuh?
Menyedihkan, hal itulah yang saya rasakan melihat peristiwa ini. Dia masih 16 tahun, seumuran saya, memiliki segudang prestasi dan disia-siakan begitu saja? Saya heran dan sedikit bingung pada motif pembunuh untuk menghilangkan nyawa Kiki. Jahat banget! Cuma bisa bilang itu. Saya benar-benar berharap bahwa tidak ada lagi kejadian seperti ini, saya juga berharap bahwa pihak berwajib mampu mengungkap kasus ini dengan baik dan jujur.
Hal yang bisa saya petik dari kejadian ini adalah tentang ketegaran ayah Christopher Melky Tanujaya, saat diliput beberapa media televisi, beliau tetap terlihat tegar, bercerita tentang anaknya dan menjelaskan kronologis pembunuhan anaknya. Melalui akun twitternya @chris_tanujaya, saya juga melihat beberapa orang di followingnya yang notabene adalah teman-teman Kiki. Mereka juga tetap terlihat tegar, salah satu temannya bahkan menulis tweet seperti ini: “Instead of questioning God, I’ll thank Him for giving me the chance to met and spent time with you. You were really a gift@chris_tanujaya!


Gambar Tempat Kejadian Pembunuhan Raafi Aga


undefined


undefined


undefined


undefined


undefined


SHY ROOFTOP Tampak Depan















Pihak Polres JakSel Sedang Melakukan Pemeriksaan TKP.














Banyak pihak yang saat itu untuk meneliti TKP.






























Shy Rooftop berada dalam gedung bernama The Papilion.




TNI Turut Ambil Andil Dalam Peristiwa Raafi

VIVAnews - Penyidik gabungan dari Polda Metro Jaya dan Polres Jakarta Selatan akan bekerja sama dengan Polisi Militer terkait adanya anggota TNI dalam kasus penusukan Raafi Aga Winasya Benjamin, 17 tahun, siswa Pangudi Luhur di Shy Rooftop, Kemang, Jakarta Selatan pada 5 November 2011 silam.

"Pasti, karena kami tidak bisa berdiri sendiri. Kami akan kerjasama dengan pihak POM dan pihak pihak lain," ujar Kapolda Metro Jaya, Inspektur Jenderal Untung S Rajab, Kamis 8 Desember 2011.

Dikatakan Untung, saksi dari anggota TNI tersebut sangat membantu pengungkapan kasus Raafi, sebab dengan kesaksiannya polisi bisa menangkap Febri Awan dan menetapkannya sebagai pelaku utama penusuk Raafi.

Tetapi Untung tidak menjelaskan, anggota TNI tersebut sedang melakukan apa di Shy Rooftop pada malam kejadian itu.

"TNI dan Polisi itu kan bertugas 24 jam. Dia kan punya tanggungjawab sebagai anggota. Jadi silahkan itu urusan masing masing kedinasan mereka," jelas Untung.

Untung juga sudah menyerahkan keterlibatan anggota TNI ke POM, untuk diperiksa lebih lanjut. Sebab diduga anggota TNI itu menjadi orang yang sempat dititipkan pisau oleh Febri usai membunuh Raafi.

"Kalau ada permasalahan di anggota TNI itu kan punya aturan hukum dan akan diselidiki oleh penyidik dari POM. Itu bukan kewenangan kami tapi kami merasa terbantu oleh anggota yang tahu ini, makanya bisa dikembangkan," kata dia.

Polisi Terus Mencari Pelaku Pembunuh Christopher


VIVAnews - Polisi telah mengenali pelaku penusukan terhadap Cristopher Melky Tanujaya (16), siswa asal Singapura yang tewas mengenaskan di halte Transjakarta Pluit Selatan, Penjaringan, Jakarta Utara pada Senin 5 Desember 2011 malam.

Disampaikan Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Gatot Edi Pramono, beberapa saksi sudah diminta keterangan, pihaknya kini tinggal mencari bukti lain sebelum melakukan penangkapan.
"Kita cari orang yang kita duga, Tapi ini masih dilidik dan belum bisa kita sampaikan. Kalau memang orang itu sebagai pelakunya ya syukuralhamdulillah," kata Gatot, Kamis, 8 Desember 2011.

Dari keterangan saksi, polisi akan membuat sketsa wajah pelaku. Tapi belum dipastikan apakah pelaku mengenal korban. Meski polisi masih yakin bahwa pelaku kenal dengan Cristoper.

"Bisa jadi ingin mengambil harta tapi tidak jadi karena korban teriak dan sebagainya. Kemungkinan-kemungkinan itu ada, tapi akan dipastikan bila sudah ditangkap," kata Gatot.

Penyelidikan kasus ini masih dilakukan. Polda dan Polres Jakarta Utara masih melakukan penyelidikan, dan sedang ditelusuri aktivitas korban mulai dari keluar rumah sampai kejadian penusukan.

Seperti diketahui, Christopher Melky Tanujaya (16), warga Perumahan Taman Grisenda C2, No.8, Kelurahan Kapukmuara, Penjaringan, Jakarta Utara, pertama kali ditemukan oleh Setiohadi Wiratmoko (30), dengan kondisi berlumuran darah di depan Rumah Makan Padang Garuda.

Pria yang diketahui masih mengikuti pendidikan setingkat SMA di Singapura ini, meninggal saat dalam penanganan medis di IGD Rumah Sakit Atmajaya Penjaringan Jakarta Utara.

"Terdapat dua luka tusuk di lehernya," kata Mustofa (33), Satpam Rumah Sakit Atmajaya.

Setiohadi kemudian membawanya ke RS Atmajaya, menggunakan sepeda motor Yamaha Jupiter MX nopol B 6001 UKG. "Saya lihat dia kesulitan memapah korban. Lalu saya bantu dan membawanya ke Ruang IGD," tutur Mustofa.

Pembunuh Christopher Incar Blackberry White Korban


VIVAnews - Polisi akhirnya menangkap pelaku penusukan terhadap Christopher Melky Tanujaya. Siswa berusia 16 dan bersekolah di Singapura itu tewas di halte Transjakarta Pluit Selatan, Jakarta Utara pada Senin 5 Desember 2011 lalu.  Polisi sudah menginterogasi si pelaku pembunuhan itu.
Kapolres Jakarta Utara Komisaris Besar Andap Budhi Revianto, menjelaskan bahwa kepada polisi pelaku yang diketahui bernama Abdul Jalil, 24, alias Adul alias Ayub itu mengakui perbuatannya. Rencananya adalah merampok. Niat merampok itu muncul begitu ia melihat korban yang keluar dari halte TransJakarta asyik memainkan BlackBerry berwarna putih.
"Pelaku tertarik karena BB-nya eye catching," kata Andap dalam perbincangan denganVIVAnews.com, Jumat 9 Desember 2011. Pada malam itu, pelaku baru keluar dari rumahnya yang lokasinya tidak jauh dari halte busway.

Begitu melihat korban, pelaku langsung membuntuti dari belakang. Saat itu Christopher hendak pergi ke rumah neneknya. Kira-kira 200 meter sampai ditujuan, pelaku menepuk punggungnya.
Lalu korban menoleh. "Pelaku langsung menodongkan pisau dapur sambil meminta korban memberikan hpnya," ucap Andap. Entah karena korban menolak atau apa, pelaku langsung menikam lehernya. Korban langsung terjatuh. "Saat jatuh, pelaku langsung membabibuta menusuk punggung korban," ujar dia.

Karena takut korban teriak, pelaku langsung kabur dengan berlari kecil menuju rumahnya tanpa membawa satupun barang milik korban. Pada saat itu, ada seorang saksi pengendara motor yang menolong  Christopher yang sudah bersimbah darah.
"Saksi itu dapat mengidentifikasi pelaku," katanya. Pelaku sempat menghilangkan jejak dengan memotong rambutnya dua hari setelah kejadian. "Tapi kami berhasil melacak dan menangkapnya tadi malam," ucap Andap.

Laporan : Arnes Ritonga | Jakarta Utara

Pembunuhan Christopher Melky Dikarenakan Faktor Ekonomi si Pelaku?


VIVAnews - Polres Jakarta Utara menangkap orang yang diduga pelaku pembunuhan Christopher Melky Tanjujaya (16), pelajar St. Joseph Singapura asal Indonesia, Senin lalu. Kepada polisi yang menginterogasinya pelaku mengaku tergiur dengan Blackberry korban, sementara dia seorang pengangguran.

Kapolres Metro Jakarta Utara, Komisaris Besar Andap Budhi, menjelaskan bahwa tersangka yang bernama Abdul Jalil alias Adul alias Ayub (24) merupakan warga Jalan Bakti, Gang Wirabuana RT 7 RW 7 nomor 23 Kelurahan Pluit Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. Tersangka tidak memiliki pekerjaan tetap. 

Menurut Andap Budhi, tersangka kerap menjadi penonton acara musik di televisi. Saat hari nahas, "Tersangka bangun jam 10.00 WIB, lalu dia nonton acara musik,  lalu dia nongkrong-nongkrong, pas magrib dia keluar dan sudah menyiapkan pisau," ujarnya.

Lewatlah Christopher yang hendak ke rumah neneknya. Tersangka tertarik dengan ponsel Blackbeery korban dan membuntutinya hingga di depan SDN 01 Pluit, Jakarta Utara. Tersangka merebut Blackberry dan menusuk korban sebanyak empat kali bagian leher dan pundak. "Tersangka takut korban teriak dan ada saksi yang lihat, lalu kabur dengan ojek sepeda," tambahnya.
Tapi polisi berhasil membekuk si pelaku ini  Kamis 8 Desember 2011 pukul 19.00 WIB di rumahnya. Hingga Jumat siang, tersangka masih ditahan di Polres Metro Jakarta Utara. Ia dijerat dengan pasal penganiayaan yang mengakibatkan kematian. Ancaman hukumannya tujuh tahun penjara.

Laporan: Arnes Ritonga | Jakarta Utara

Anggota TNI Siap Menjadi Saksi Peristiwa Pembunuhan Raafi


TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kasus tewasnya  Raafi Aga Winasya Benjamin (17), siswa Pangudi Luhur di Shy Rooftop, Kemang, Sabtu (5/11/2011) lalu  turut melibatkan anggota TNI yang bersedia menjadi saksi.
"Kasus Raafi ini ada beberapa orang yg sudah ditahan. Kemudian dibantu oleh rekan TNI yang mau sebagai saksi kejadian itu," terang Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Untung S Rajab Kamis (8/12/2011).
Untung menjelaskan rekan TNI yang bersedia menjadi saksi kejadian itu, berarti orang yg melihat atau mendengar saat  kejadian. "Dia bersedia dibuat berita acara, kita liat nanti, kami akan lakukan rekonstruksi," ucap Untung.
Ketika ditanya apakah TNI itu sedang bertugas atau tidak saat kejadian, Untung hanya menjawab "TNI/polisi itu kan bertugas 24 jam. Dia kan punya tanggungjawab sebagai anggota. Jadi silahkan itu urusan masing masing kedinasan mereka," tambah Untung.

Keluarga Sudah Memaafkan Pembunuh Christoper



VIVAnews - Stevanus Hans Tanujaya, ayah Christopher Melky Tanujaya,  mengucapkan terima kasih kepada aparat kepolisian yang telah bekerja keras dan berhasil menangkap pembunuh putranya.

Keluarga, kata Stevanus, sudah pasrah dan menyerahkan sepenuhnya kepada Yang Maha Kuasa.

"Kami sudah memaafkan orang yang mengeksekusi anak saya. Sedangkan untuk proses hukumnya saya serahkan kepada polisi, dan mohon diusut siapa tahu masih ada yang lainnya," kata Stevanus di Jakarta, Jumat 9 Desember 2011.

Sebelumnya, Christopher yang siswa ST Joseph Institution Singapura warga, Perumahan Taman Grisenda C2, No.8, Kelurahan Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara itu, tewas karena ditusuk di leher, dada dan punggung. Christopher sempat dibawa ke ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit (RS) Atmajaya.

Korban ditolong seorang pengendara sepeda motor (Setiohadi) yang kebetulan melintas di lokasi kejadian. Setiohadi menolong Christopher yang terkulai lemas di trotoar, saat dirinya hendak pulang. Ketika melihat Christopher yang sudah berdarah-darah, ia langsung menolong dan membawanya ke RS Atmajaya.

Saat ini pelaku ditahan di Polres Jakarta Utara berikut barang bukti berupa pakaian Christopher saat kejadian, dan sebilah pisau dapur yang diduga digunakan pelaku untuk menusuk.

Dia dijerat dengan pasal 365 ayat 2 dan 3 KUHP tentang percobaan perampokan, dengan ancaman 7 tahun penjara, dan pasal 351 ayat 1 KUHP tentang penganiayaan yang menyebakan orang meninggal, dengan hukuman paling lama 15 tahun penjara.

Laporan: Arnes Ritonga | Jakarta Utara

Polisi Berniat Membuat Sketsa Wajah Pembunuh Christopher Melky


Polisi Kantongi Identitas Terduga Penusuk Christoper



Liputan6.com, JakartaPenyidik Kepolisian Resor Jakarta Utara membuat sketsa wajah pelaku pembunuhan Christopher Melky Tanujaya di Pluit, Jakarta Utara. Sketsa wajah dibuat setelah mendapatkan keterangan saksi-saksi di tempat kejadi perkara.
"Orang yang menemukan korban dan teman-teman korban juga kita periksa. Saksi dari dekat TKP. Akhirnya, kita akan membuat sketsa wajah pelakunya," ujar Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Polisi Gatot Edi di Jakarta, Kamis (8/12).
Menurut Gatot, penyidik belum mengetahui jumlah pelaku pelajar 16 tahun itu. "Belum bisa disebutkan satu atau dua orang. Yang jelas pelaku bisa kenal sama dia (korban), bisa saja karena ingin ambil hartanya (korban) tapi tidak sempat," terangnya.
Selain itu, lanjut Gatot, penyidik pun tengah menghimpun informasi tentang korban. Dari mulai keluar rumah hingga terjadi penusukan yang menewaskan. Peraih perak Olimpiade Matematika Nasional ini ditusuk setelah turun dari Transjakarta.

Polisi Bekuk Tersangka Pembunuh Christopher Melky Tanujaya


REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Anggota Kepolisian Resor Metropolitan (Polrestro) Jakarta Utara dan Polda Metro Jaya menciduk pelaku yang diduga membunuh siswa peraih juara Olimpiade tingkat SMP tahun 2009, Christoper Melky Tanujaya. Si terduga pembunuh itu berinisial AJ alias Adul alias Ayub.
Berdasarkan situs resmi Pusat Komunikasi dan Informasi Bidang Humas Polda Metro Jaya di Jakarta, Jumat, tersangka Ayub ditangkap di rumahnya daerah Penjaringan, Jakarta Utara, Kamis (8/12) sekitar pukul 21.00 WIB.
Pelaku diduga memiliki motif ingin merampas telepon selular korban, namun ketahuan sehingga melakukan penusukan terhadap Melky. Korban melakukan perlawanan saat pelaku merampas telepon selular, sehingga akhirnya Ayub menusuk leher Melky hingga terkapar di pinggir jalan.
Pihak kepolisian melakukan upaya penyelidikan dan menelusuri identitas pelaku melalui kamera tersembunyi di sekitar lokasi pembunuhan dan memantau telepon selular milik korban yang diambil pelaku.
Pelaku dijerat Pasal 351 ayat (1) junto Pasal 170 KHUP tentang Penganiayaan dan Pengeroyokan dengan ancaman hukuman lima tahun penjara dan Pasal 365 tentang pencurian dengan kekerasan ancaman hukuman 20 tahun penjara.
Sebelumnya, Melky ditemukan tewas usai turun dari busway dengan kondisi luka tusuk pada bagian leher di sekitar Jalan Pluit Selatan, Penjaringan, Jakarta Utara, Senin (5/12) pukul 20.00 WIB.

Pembunuh Christopher Hanya Ingin Mengambil HP


Liputan6.com, Jakarta: AJ alias Adul alias Ayub, pelaku yang diduga menikam Christoper Melky Tanujaya berhasil ditangkap. Ia diduga memiliki motif ingin merampas telepon selular milik korban. Namun karena ketahuan, pelaku menusuk Melky.
Demikian disampaikan situs resmi Pusat Komunikasi dan Informasi Bidang Humas Polda Metro Jaya di Jakarta, Jumat (9/12).
Saat pelaku merampas telepon selular, korban melakukan perlawanan sehingga akhirnya Ayub menusuk leher Melky hingga terkapar di pinggir jalan.
Pihak kepolisian melakukan upaya penyelidikan dan menelusuri identitas pelaku melalui kamera tersembunyi di sekitar lokasi pembunuhan dan memantau telepon selular milik korban yang diambil pelaku.
Pelaku dijerat Pasal 351 ayat (1) junto Pasal 170 KHUP tentang Penganiayaan dan Pengeroyokan dengan ancaman hukuman lima tahun penjara dan Pasal 365 tentang pencurian dengan kekerasan ancaman hukuman 20 tahun penjara.
Sebelumnya, Melky ditemukan tewas usai turun dari busway dengan kondisi luka tusuk pada bagian leher di sekitar Jalan Pluit Selatan, Penjaringan, Jakarta Utara, Senin (5/12) pukul 20.00 WIB.

Tewasnya Sang Juara Olimpiade Matematika

TEMPO.COJakarta - Norma Susilowati, 50 tahun, sudah tak sanggup berdiri. Dia hanya duduk terpaku di kursi kamar jenazah Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Selasa malam, 6 Desember 2011. Kematian putranya, Christopher Melky Tanujaya, 16 tahun, benar-benar membuat hatinya terluka.

Dengan kesedihan Norma bercerita, Christopher baru pulang ke Indonesia setelah berlibur ke luar negeri. Bahkan pada 7 Desember 2011 dia seharunya bertolak ke Australia untuk survei ke University of Sidney dan University of Quensland. Satu dari dua kampus itu nantinya dijadikan sebagai tempat menuntut ilmu.

Norma mengatakan dirinya tidak memiliki firasat apa pun sebelum kematian putranya. Apalagi Christopher selama ini tidak memiliki musuh. Keluarga pun hampir tak percaya jika dia menjadi korban pembunuhan. "Semua teman yang jalan dengan dia hari Senin adalah teman-teman Indonesia yang sama-sama mendapat beasiswa di Singapura," kata Norma.

Christopher adalah anak kedua dari tiga bersaudara buah hati pasangan Stefanus Tanujaya, 52 tahun, dan Norma. Dia tercatat sebagai juara Olimpiade Sains Nasional bidang matematika tingkat SMP pada 2009.

Kemarin, saat meninggalkan rumah, Christopher pamit pergi ke ulang tahun seorang teman dan bermain futsal di bilangan Puri Indah, Jakarta Barat. Keluarga mendapat kabar Christopher ditemukan sekarat di dekat halte Transjakarta Pluit, Penjaringan, sekitar pukul 20.00. Darah bercucuran dari leher akibat tusukan benda tajam.

Christopher sempat dilarikan ke Rumah Sakit Atmajaya, Penjaringan, Jakarta Utara. Namun nyawanya tidak tertolong. Sejauh ini polisi belum bisa memastikan latar belakang kejadian ini. Sebab barang-barang korban masih utuh.

Menurut Norma, dia bangga dengan prestasi yang diraih Christopher. Remaja itu melanjutkan sekolah tingkat empat (setara kelas X SMA) di Saint Joseph Singapura. "Sekolah ke Singapura tanpa dibiayai orang tua. Tapi karena beasiswa karena berprestasi waktu di SMP Ipeka Pluit," katanya.

Tak hanya prestasi akademis, Christopher pun berprestasi di bidang olahraga. "Di Singapura jadi ketua tim futsal. Juga pernah juara satu lomba renang antartingkat di sekolah," ujar Norma.

Kronologi Tragedi Pembunuhan Christopher Melky Tanujaya



Jakarta - Kasus pembunuhan terhadap Christopher Melky Tanujaya sudah menemukan titik terang. Aparat Kepolisian telah mengantongi orang yang diduga membunuh peraih juara Olimpiade Matematika 2009 tingkat SMP tersebut.

"Dari keterangan saksi, ada orang yang kita duga. Tetapi ini masih lihat perkembangannya apakah pelaku kenal sama Christopher, kita belum bisa katakan seperti itu," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Gatot Eddy Pramono, di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (8/12/2011).

Gatot enggan membeberkan ciri-ciri si pelaku. "Nantilah, kita belum bisa sampaikan," ujar Gatot.

Menurut dia, motif-motif pembunuhan Christopher juga masih diselidiki.

"Bisa saja orang yang kenal dia atau orang yang ingin ambil hartanya. Tetapi tidak jadi karena dia teriak. Kemungkinan-kemungkinan itu ada. Kita bisa tahu kalau sudah menangkap pelakunya. Kita sedang mencari orang yang kita duga," papar Gatot.

Christopher ditemukan sekarat di depan SDN Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara pada Senin 5 Desember 2011. Dia terkena tusukan di leher dan tewas saat dibawa ke RS Atma Jaya, Jakarta Utara.



(Copy from detikNews)

Febri, pembunuh Raafi Aga Anggota LEMHANNAS?





Jakarta - Sher M Febryawan, tersangka penusuk siswa Pangudi Luhur Raafi Aga Winasya Benjamin, mengaku-ngaku sebagai staf Lemhannas. Pihak Lemhannas jelas-jelas menangkis pengakuan Febry tersebut.

"Kartu anggota tanda Lemhanas milik Sher itu palsu," ujar Kepala Biro Humas Lemhannas Brigjen Irwan Kusnadi di kantornya Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (6/12/2011).

Menurut Irwan, pihaknya telah memastikan identitas Febry di kartu identitas Lemhannas palsu. Di identitas palsu, Febry berpangkat pengatur tingkat I (2/d) dengan nomor NRP 197002141999031001. Jabatan palsu Febry di Lemhannas yakni pegawai administrasi subbag urdal kesatuan Lemhannas RI.

Irwan menambahkan, dalam kartu anggota Lemhannas tertulis tanggal lahir Febry pada 14 Februari 1970. Beragama Islam, bergolongan darah AB dan tinggi 170 cm. Febry beralamat di Pesona Depok, Blok AN No 7. 

"Kartu dikeluarkan 26 April 2010. Kartu dikeluarkan Kepala Biro Umum Lemhannas Brigjen Pol HM Said," ucap Irwan.


(Copy from detikNews)

Siswa Saint Joseph Instituion (SJI) Singapura, Tewas di Pluit

Jakarta - Seorang remaja bernama Cristoper Melky Tanujaya (16), ditemukan tewas dengan luka tusukan di sekitar wilayah leher, pada Senin (5/12/2011) kemarin. Jenazah kini sudah diambil keluarga dari RS Atmajaya.

"Ya memang ada namanya Cristoper Melky. Masuk ke RS Atmajaya sekitar pukul 17.00 WIB. Kalau tidak salah, ada bekas tusukan di sekitar leher," ujar petugas rumah duka RS Atmajaya, Suhana, saat dihubungi detikcom, Selasa (6/12/2011). 

Namun, Suhana sendiri tidak mengetahui penyebab kenapa si korban hingga ditusuk. Ia menambahkan saat ini, jenazah CMT sudah diambil oleh pihak keluarga.

Informasi yang beredar melalui layanan Blackberry Messenger, korban ditusuk di saat turun dari Halte Busway Pluit Junction, Jakarta Utara. Belum jelas, apa motif penusukan tersebut.

Saat dikonfirmasi, petugas Polsek Penjaringan AKP Sugiyono membenarkan peristiwa ini. Menurut Sugiyono, insiden ini terjadi kemarin pada pukul 17.00 WIB.

"Kejadiannya kemarin pukul 17.00 WIB, kita baru mendapat laporan pukul 18.00 WIB," ucapnya saat dihubungi detikcom.


(Copy from detikNews)

Kamis, 01 Desember 2011

Happy Birthday Raafi Aga Winasya Benjamin :)

"Happy Birthday, Raaf!"
Mungkin kalimat itu yang akan selalu diucapkan oleh teman-teman Alm. Raafi, bahkan pacaranya Gilang E. Patitussy.
Walaupun hanya beberapa rangkaian kata, namun sudah dapat dipastikan ekspresi wajah dan nada yang tersirat saat mereka melontarkan kalimat tersebut.
Sedih.Gak tahan. Adalah jawabannya!
Bagaimana tidak, Raafi meninggalkan kita semua begitu mendadak tanpa pesan berarti sebelumnya.


Hari ini, 2 Desember 2011. Teman kita, sahabat kita, Raafi Aga Winasya Benjamin berulangtahun yang ke-19. Tepat 3 hari setelahnya adalah 1 bulan Raafi meninggalkan kita semua.
Menurut kabar, teman-teman terdekat Almarhum akan datang ke tempat peristirahatan terakhir sahabatnya itu sesudah shalat Jumat hari ini.
Yang saya prediksi pasti lahan kecil makam Raafi tidak akan cukup untuk menampung sepasang kaki sahabat-sahabatnya itu, sebab begitu banyak teman-teman Raafi yang merasa kehilangan semenjak kejadian itu.


My Pray&Wishes for you:
"Happy birthday yaaa, Raaf!
Apa kabar lo?? Hehehe (kepo sok kenal)
Sudah semakin tua yaa sekarang. Udah "nineteeners" nih sekaraaang :D
All the best wishes for you yaa.
Mudah-mudahan sekarang lo udah jadi Dokter hebat ya disana. Amin
Mungkin untuk cita-cita lo yang mau bikin Rumah Sakit gratis untuk orang-orang miskin bisa diwakilkan oleh adik-adik lo atau anggota keluarga lo yang lain.


God Bless you, Raaf".

Raafi Ulang Tahun, Siswa SMA Pangudi Luhur ziarah ke Makam


JAKARTA (Pos Kota) – Raafi Aga Winasya Benjamin yang tewas ditusuk di Kafe Shy Rooftop, Kemang, Jaksel, hari ini, Jumat 2 Desember, tepat berulang tahun ke-19.
Untuk itu rekan-rekan almarhum di SMA Pangudi Luhur (PL) bersama kuasa hukum dari Tim Advokasi Brawijayya IV (TABIV) berencana mengadakan ziarah ke makam Raafi di TPU Jeruk Purut, Jakarta Selatan, Jumat (2/12) siang.
Juru bicara TABIV, Allova Mengko, menyatakan, mereka akan ziarah setelah solat Jumat. “Semua ini atas kemauan rekan-rekan Raafi sebagai rasa kepedulian dan kebersamaan atas nasib yang menimpa almarhum,” katanya.
Remaja berambut gondrong ini tewas ditusuk pengunjung kafe pada 5 Nopember lalu setelah timbul keributan di tempat hiburan yang biasa dikunjungi kaum berduit tersebut.
Petugas Polres Jakarta Selatan sudah menangkap tiga pengeroyok Raafi, namun belum meringkus pelaku utama penusukan.

Rabu, 23 November 2011

Misa untuk mengenang Raafi Aga WB


JAKARTA, KOMPAS.com — Peristiwa penusukan seorang pelajar, Raafi Aga Winasya Benyamin (17), di sebuah kafe di bilangan Kemang, Minggu dini hari lalu, membuat pihak sekolah berduka. Tadi pagi, Senin (7/11/2011), diadakan misa untuk mengenang Raafi yang telah pergi akibat ditusuk orang tak dikenal.
Kami semua sakit ditinggal dia. Raafi itu anak baik dan mudah bersosialisasi.
-- Theo R Rastam
Theo R Rastam, guru Bimbingan Konseling sekaligus Humas SMA Pangudi Luhur Jakarta, mengatakan, tadi pagi telah diadakan misa untuk mengenang Raafi. "Kami semua sakit ditinggal dia. Raafi itu anak baik dan mudah bersosialisasi. Dia tim inti ekskul basket, dari sisi akademis juga pintar, dia anak IPA, cita-citanya jadi dokter," kata Theo kepada Kompas.com.
Theo juga berharap pihak kepolisian bisa menangkap dan menyelesaikan kasus yang menimpa muridnya tersebut. "Urusan pelaku biar menjadi tanggung jawab pihak kepolisian," tutupnya.
Diberitakan sebelumnya, siswa kelas III SMA Pangudi Luhur, Raafi Aga Winasya Benjamin (17), tewas ditusuk pada Sabtu (5/11/2011) dini hari di Shy Rooftop, Kemang, Jakarta Selatan. Ketika itu Raafi datang bersama teman-temannya untuk memenuhi undangan ulang tahun.
Namun naas, saat Raafi sedang berjoget, dirinya menyenggol seseorang sehingga timbul percekcokan. Pada saat itulah, pelaku lalu menusuk perut bagian kanan Raafi hingga membuat Raafi jatuh tersungkur.
Pelaku lalu kabur diduga membawa senjata tajam yang digunakan menusuk Raafi. Sementara Raafi sempat dibawa ke RS Siaga Pasar Minggu, tetapi dalam perjalanan nyawanya tidak tertolong lagi. Raafi tewas dengan luka tusuk selebar 10 cm di bagian perut.

Manajemen Shy Rooftop Tertutup Tertutup Terhadap Peristiwa Raafi Aga WB


JAKARTA, KOMPAS.com — Hingga kini, belum ada keterangan resmi dari pihak manajemen tempat hiburan Shy Rooftop terkait tewasnya siswa SMA Pangudi Luhur, Raafi Aga Winasya Benjamin (17), pada Sabtu (5/11/2011) di tempat itu. Pihak manajemen pun tertutup terhadap media massa.
Para wartawan yang pada Senin (7/11/2011) siang hendak meminta keterangan dari manajemen Shy Rooftop sama sekali tidak diperbolehkan masuk ke dalam Gedung Papilon, tempat Shy Rooftop berada. Petugas keamanan yang berada di luar gedung langsung menghampiri setiap wartawan yang hendak mengambil gambar atau video.
Salah seorang petugas keamanan, Samsul, mengatakan, petugas keamanan mendapat arahan dari manajemen gedung untuk tidak memperbolehkan wartawan masuk atau mengabadikan gambar.
"Kami hanya menjalankan perintah dari manajemen, kalau ada media yang datang tidak bisa masuk," ujarnya. Ia beralasan, pihak manajemen saat ini sedang sibuk sehingga tidak bisa ditemui. "Lagi sibuk, Mbak, manajemen sih ada di dalam, tapi mereka sibuk, jadi enggak bisa ditemui," tuturnya.
Ia pun meminta para wartawan untuk meninggalkan kartu nama. "Nanti dari manajemen mungkin yang akan hubungi, Mbak," ujarnya.
Saat ditanya lebih lanjut terkait peristiwa pada Sabtu dini hari, Samsul pun enggan berkomentar. "Saya enggak bisa komentar apa-apa, maaf," pungkasnya.
Seperti diberitakan, siswa kelas III SMA Pangudi Luhur, Raafi Aga Winasya Benjamin (17), tewas ditusuk pada Sabtu (5/11/2011) dini hari di Shy Rooftop, Kemang, Jakarta Selatan. Ketika itu, Raafi datang bersama teman-temannya untuk memenuhi undangan ulang tahun.
Namun naas, saat Raafi sedang berjoget, dirinya menyenggol seseorang sehingga timbul percekcokan. Pada saat itulah pelaku lalu menusuk perut bagian kanan Raafi hingga membuat Raafi jatuh tersungkur. Pelaku lalu kabur diduga membawa senjata tajam yang digunakan untuk menusuk Raafi.

Raafi sempat dibawa ke RS Siaga Pasar Minggu, tetapi dalam perjalanannya, nyawa siswa itu tidak tertolong lagi. Raafi tewas dengan luka tusuk selebar 10 cm di bagian perut.

Olah TKP Raafi Aga alias Bolpan




JAKARTA, KOMPAS.com - Pusat Laboratorium Forensik Polres Jakarta Selatan mengadakan olah tempat kejadian perkara di Cafe Shy Rooftop, Jl. Kemang Raya No.45A, Jakarta Selatan, Senin (7/11/2011). Shy Rooftop adalah tempat tewasnya Raafi Aga Winasya Benjamin, siswa SMA Pangudi luhur.
Menurut pantauan Kompas.com, Tim Puslabfor Polres Jakarta Selatan datang memakai tiga mobil sejak sekitar pukul 14.30 WIB. Petugas keamanan cafe tidak memperbolehkan wartawan meliput olah TKP tersebut.
"Tidak bisa masuk Pak, kebetulan juga manajemennya lagi di Polres, di sini cuma ada Polisi doang," ujar Iyan, salah seorang keamanan gedung.
Raafi Aga Winasya merupakan korban penusukan di Cafe Shy Rooftop oleh pelaku tak dikenal Sabtu dini hari lalu. Saat itu Raafi hendak menghadiri sebuah acara bersama teman-temannya, lalu ia terlibat perkelahian dengan pengunjung kafe lainnya yang berujung insiden penusukan dan menyebabkan Raafi kehilangan nyawa.

Essay karya Raafi Aga Winasya Benjamin (Bolpan)


Fears and Expectations

During this journey through middle school, I have many fears and expectations of what will happen this school year. I may face many difficulties and maybe even some fortunate events. To tell you how I feel, the following are some of my fears and expectations of my 06-07 school year at Venado Middle School.
            Some of my fears about going to middle school are getting lost while transitioning from class-to-class and getting a detention if I’m tardy to any of my classes. My second fear about going to middle school is that I might fall behind and not keep track of any of my homework which follows a bad grade. Lastly, my worst fear of going into middle school is that I’m scared if my teacher is really strict.
            I also have some expectations that I did not really accomplish in elementary school. One of them is participating in class. In my past years in elementary school, I didn’t really raise my hand much in class discussions because I’m too shy and quiet and I would really like to do that this year. Also I would like to excel more in the entire school subject. I did well on almost all the school subjects last year in the sixth grade but not good enough to go to Purdue University. This year, I would want to excel more in school work and get better at basketball because if I can’t get into a college by my academics I’ll probably need basketball so I can get a basketball scholarship. Last but not least, I would want to concentrate better in my classes. In the sixth grade, I sometimes fell behind because I was too distracted by other people when they were talking to me.
            In conclusion, I would like to overcome all my fears of transitioning from elementary school to middle school and reach all my goals and expectations by doing what is right, avoiding troubles and by becoming a better student and a better person in life. I would like to pursue a career as a professional basketball player after college or if I don’t make it there, I would like to be a doctor and being a better student is probably the only way I can reach these goals.
Reflection: This is my first writing essay I’ve ever done in Mrs. Walden’s class. We were assigned to do this the first day of school which was kind of weird. I liked this essay because it’s funny how I worried about things which I am used to now.





Winter Celebrations

During winter, my family and I do many traditional things that we always have done during our 6 winters in America. Those holidays had been a tradition that many generations of my family celebrated. Some of those traditions are both religious and just regular. Sometimes, we might even visit new places that we never seen or heard of .The following are example of the things that my family and I do during winter.
            Every winter, we would start everything off with Eid Ul-Fitr. Eid Ul-Fitr is a religious holiday which is the end of Ramadan; we celebrate the holiday because we are Muslims. Ramadan usually start around the end of October and ends during late November. We fast for a whole month meaning no food or water until the sun goes down. In the end of Ramadan, we would go to the mosque and pray, we celebrate and share presents. We would also forgive each other for the things that we had done wrong and we would give them gifts.
            After Ramadan, it would be my birthday that we celebrate because it is on December 2nd.  I would get presents from my family, and the present from my grandma would usually be something big, such as a vacation. For my 10th birthday, we went all over the east coast from New York to Boston, and all the way down to Virginia. For my 12th birthday, we went to Florida during winter break because my grandma’s friend lives there. We would usually bring the whole family and we would visit some of the famous monuments and places.
            December 3rd is usually when my basketball season starts, my family would usually come to watch my games. Mid December, is the time of year when my mom and dad visit me from Indonesia to bring my birthday presents. Since they have good jobs there, they only visit me once every 4 months. The last holiday that we would celebrate is New Year’s Eve. My grandma would cook a big stew and we would visit our friends in San Diego where we party ‘till midnight.
            All and all, these holidays are what my family and I celebrate every year. Someday when I have my own family, I would like to celebrate these holidays. I would especially celebrate the religious holidays such as Ramadan because those holidays are part of my religion. And even if I don’t get my own family, I would still celebrate it with my family that I live with now.
Reflection: Mrs. Walden assigned us to do this essay in mid December since it was Holidays. It was one of our first essay stories that we had to write. We had to write about what we do during winter and what kinds of holidays we celebrate.



The Goat Killer
In the village of Huntsville in West Virginia, lives a farmer named Bob Williams and his family, his wife Pat, and his son Zach. The Williams live in a small house on the hill where his farm was right next to it.  Bob had been raising goats and chickens for nearly 10 years now, he also plant corn. His wife stays home and does chores while Zach goes to a nearby school.
After spending the day farming and feeding his chickens, Bob decides to come home and watch television with his family. While watching the news, he has been informed that there have been mysterious sightings of an unknown man who goes around killing people’s goats. He was sighted on the border of Virginia and West Virginia, killing goats. He addresses himself as the Goat Killer, he wears an oversized coat and he holds some kind of knife in his right hand. Bob thought,” Who would come to our village, after all it is very small.” But little did he know that something bad was going to happen.
Summer went by like a breeze, and then fall came. There haven’t been any sightings of the Goat Killer for nearly two months. Bob thought he died and forgot all about him, but when Halloween starts to get closer, weird things start to happen. Each and everyday, goat after goat started to disappear. Bob became furious, but he didn’t care.

One day when Zach was playing by himself outside, he saw a man by the barn killing his father’s goats. Zach ran to the house and shouted,” Daddy, daddy, there’s a man outside killing the goats.” Bob was so scared that he didn’t care to go outside and look at the man. So Bob locked all the doors and windows so the Goat Killer won’t come in and harm his family. But he was too late; the Goat Killer already cut down the door and went in. With the knife in his hand he mumbled,” Give me more goats or I will kill your family.” Bob quickly ran upstairs and told his wife and son to stay upstairs; he got a pitchfork and went downstairs. The Goat Killer was very tall, about seven feet in height, and now he’s going after Bob. Using the pitchfork to defend himself, the Goat Killer tries to stab him but he keeps missing. So Bob gets his pitchfork and stabs the Goat Killer right in his chest, blood spurted everywhere. Bob expects him to be dead, so he quickly goes to the phone and calls the police. The police come and take the body away; they also showed records of the killer. It said that the man had no family and turned psycho because of his loneliness. Bob was overwhelmed that no one got hurt and his family was ok, and from that day, Bob and his family lived happily ever after.  
Reflection: This was the Halloween Scary Story that we had to write. We had to create our own scary story and share to our class and get a grade on oral reading.


Oreo vs. Ritz


There are many similarities between Oreo cookies and Ritz crackers. I am writing this essay to tell you that Oreo cookies are better than Ritz crackers. Even though these snacks have almost the same price, there are still differences between them. The following essay explains both the similarities and differences between Oreo cookies and Ritz crackers. It also proves why Oreo cookies are better than Ritz crackers.
            An Oreo cookie has a sweet taste and has two parts. The first is the black cookie; it has printings on it such as “Oreo” and tastes almost like chocolate. The second part is the white cream; it has a sweet taste and gooey feeling when you taste it. The third part is again the cookie that makes the Oreo look like a little sandwich which makes it interesting. The Ore cookie not only tastes sweet but can also be eaten with milk by dipping it in.

            The Ritz cracker is a plain circular cracker with a boring salty taste. The Ritz cracker makes a crackling sound when you chew on it. The Ritz cracker consists of a yellow cracker and sprinkles of salt which are not very appealing. You can sometimes eat it with a dip such as salsa or cheese. The Ritz cracker comes from a red box that says “Ritz”.
            There are also some similarities between the Oreo cookie and the Ritz crackers. One of them is that they are both snacks which you can eat. Another similarity is that both treats are circular in shape and have designs on the edge. The last similarity is that they both have a pretty good taste. Last but not least, both the Oreo cookie and Ritz cracker can be eaten with some kind of dip or drink.
            In conclusion, Oreo cookies are tastier than Ritz crackers. They are also better because Oreo cookie are already known worldwide and have been around a long time. Even though there are many similarities and differences, I think Oreo cookies are better than Ritz crackers. I am trying to convince you that you should buy Oreo cookies more than Ritz crackers. So the next time you go to the Supermarket, buy an Oreo cookie!
Reflection: From this essay, I learned how to compare and contrast foods such as the Oreo cookie and the Ritz cracker. I also learned that if you add details to a story it makes it better. I like this piece because it turned out good.
The Egg Hunt

Once upon a time inside the forests of Irvine lives a family of rabbits called the Cottontail family. The family consists of Flopsy the Dad, Mopsy the Mom; the twins, Fred and Freeda; the three girls: Marge, Mary, and Mopsy; the three boys: Flip, Flop, and Furry; Grandma Topsy; and the two family pets, Quaker and Honk. The Cottontail family lives in a very roomy house large enough to fit the whole family.  The oldest children: Mary, Flip, Flop, and Marge all go to Irvine High. While the middle children: Molly, Fred, and Freeda, goes to Venado Middle School. Meanwhile, Furry, The youngest child, goes to Deerfield Elementary school
.
            As March passed by, April came along with spring. The Cottontail family is getting ready for their favorite Holiday, Easter. During Easter, the children would participate in the annual egg hunt along with the neighbors, The Furrytail and the Poofytail families who were also rabbits. The main point of their game was to get as many eggs they could find, and whoever collects the most, that family would receive a prize. There were fifteen eggs scattered around the forest, in order to win the will need to collect eight eggs minimum. The egg hunt does not begin until noon, but it was only ten o’clock. As the children of the Cottontail family got ready for the event, the parents announced that the prize would be a shiny, golden egg trophy. As they waited for the hunt to begin, the Cottontail team took a shower, change their clothes, and brought all the necessary equipments

After waiting for nearly an hour, the egg hunt was about to begin. Their opponent, the Furrytail and the Poofytail families had gone off deep into the forest and was nowhere to be seen. As the Cottontail team approached a nearby tree, Molly saw something gleaming from under the bushes. As they searched through the bushes, they had found their first egg. The egg was yellow and had many intricate designs on it. They only needed seven more eggs in order to win the prize, so they searched deeper into the forest for more. After walking for about two minutes, Flip spotted something under the rocks. So Flip ran to where he had seen the object, it was another egg. This time the egg was green had no designs on it whatsoever. They now had collected two eggs and only needed six more eggs, so they continue their search for more eggs. As they continued to search, they found nothing until Furry fell into a deep ditch. Fortunately, the floor was covered with grass so it did not hurt Furry. As Furry climbed back up, he saw that the walls of the hole had colorful rock shaped objects on it. The objects were actually eggs, so Furry picked them and climbed back up thanks to his rabbit reflexes. When Furry got up, they counted all the eggs that they have collected. They counted eight colorful eggs; they had yellow, green, red, blue, purple, orange, pink, and brown.  Finally, the Cottontail family had collected all the eggs to qualify and they headed back to their house where the judges will announce the winner.
        When they arrived at the house, the judges were there and were ready to count the eggs. In first place, we have the Cottontail family with eight eggs. In second place was the Furrytail family who collected four eggs. And last but not least, the last place was the Poofytail family who only found three eggs. The judges then announced that the winner of this year’s Annual Easter Egg Hunting Competition was no other than the Cottontail family whom collected eight eggs.
          In conclusion, the Cottontail family had won their first Easter Egg Hunting trophy. After the egg hunt, the three families had an Easter celebration part. They had more fun than they ever had, and from that day on, The Cottontail family lived happily ever after.
Reflection: This was my most recent essay story I had to write for Easter and the Spring Theme. We had to make a story using the family members of the Cottontail family that Mrs. Walden made up.




Billy the Leprechaun

 
            Once upon a time in a land far, far away called Ireland, where the grasses are always green and little animals roam the land, lived a leprechaun named Billy. Billy the Leprechaun lived in a little hut along the river by the other leprechauns. Billy and his friends lived on a little island near the coast of Ireland
called, Leprechaun Isle. He also owned a pot of gold, made shoes all day, and then sent the shoes to the mainland for the humans.
            Billy, the Leprechaun, woke up one beautiful day and decided to take his usual morning shower.  As he took his shower, he realized that today was his favorite day ever, St. Patrick’s Day. He quickly ran out of his hut to the field of lush, green clovers. As Billy picked the green clovers one by one, he found an unusual one. The clover was different, it was greener than the other ones and had an extra leaf, so Billy decided to keep it.
             As hours passed by, Billy decided to take the ship to the mainland to see the humans celebrating this glorious day. As he was leaving the isle, unusual but fortunate things started to happen. Billy might describe these unusual events as “luck”. One of them is that the ship leaving Leprechaun Isle leaves exactly at 3:00, and it will not let anyone on after 3:00. But when Billy arrived it was already thirty minutes late, unusually the captain allowed him to enter his ship. It took about an hour until the ship reached Ireland, but when he reached the mainland, another unusual event happened. The distance from the dock where the ship stopped was about a mile. As Billy walked he saw an abandoned bicycle, it was still in good shape. Billy took the abandoned bicycle and rode it all the way to the city. When he arrived at the city, Billy saw that everyone was partying and having a good time. He saw a parade, some kind of lottery drawing where you can win prizes, and everyone was wearing green. In fact, everything was green including banners, souvenirs, lights, and some people had even dyed their hair green. Billy was most drawn to the lottery because the grand prize was a pot full of Irish gold, so he bought a ticked and entered his name on the lottery. A few hours later the lottery is announced, the lucky winner that would take a pot full of Irish gold would be, Billy. He thought, “Why am I so lucky today, is it because of the clover?” 
            When Billy returned to Leprechaun Isle, he explained to all the other leprechauns about the magic of the clover and what he had discovered. He discovered that only the four-leaved clover contains magical powers and brings unlimited luck to anyone who holds it. The news spread all over Ireland, people everywhere were trying to look for this clover. And from that day on, Billy the Leprechaun was known as Lucky Billy and he lived happily ever after.
Reflection: This entry is an essay which we had to write for St.Patrick’s Day. This is also one of my favorite entries because it is fun and creative.

Florida 

         Out of all the places I’ve been to, Florida is my favorite place that I’ve visited. First of all, Orlando and Miami are my two favorite cities in the U.S. Orlando because of the Orlando Magic and Miami for the Miami Heat of the NBA. I also like Florida because of its worldwide-known beaches. Many tourists from all over the world visits the beaches to have a vacation from all the work they have at home. The weather is another thing that I like about Florida. The hot, humid weather reminds me of my home, Indonesia. But my favorite thing about Florida is the costs of the items that they sell at stores. Everything including the store items in Florida are way less than those sold in California, including the food, the homes, the gas, everything!
In conclusion, out of all the states I’ve visited, Florida is always my favorite state in the USA.
A= Power 1
A= Power 2

A= Power 3
Reflection: This is the power paragraph that we wrote to understand power paragraphs. We had to choose our favorite place to visit and I picked Florida.


The Desert

  • List of Desert Plants :
  • Saguaro
  • Cactus Wren
  • Cholla
  • Barrel Cactus
  • Century Plants
  • Desert Mallow
  • Date Palm Creosote Bush

Soil Type

        Desert soil often has a lot of nutrients because they need only water to become very productive and have little or no organic matter. It scarce water so the soil is relatively poor and also have intense solar radiation. But all deserts are different from each other. For example, the desert in Australia is different from the desert in Arizona.
Reflection: This entry was from a science research on plants of the desert. It wasn’t much but it shoes what kinds of plants could grow in such harsh climate and how the soils are rich in nutrients.




Billy The Red Lobster


            One day a big red lobster named Billy was walking down the street when he remembered that it was Valentine’s Day. His usual morning was just to sit at his table and eat some red chili. But since it was Valentine’s Day, he wanted to do something special. So Billy the Lobster ran down the street to the flower shop where he bought a bouquet of flowers. He took a little nap before giving the flowers to the person.
            Billy suddenly was awaked by the big red fire alarm that had gone off. Billy was shocked when he saw that it was already 4:00 in the afternoon. His house was full of smoke because he had forgotten that he was cooking red meat for lunch. He quickly ran down the red street to where Ms. Piggy lives. He rang the red doorbell and Ms. Piggy came out, she asks what the problem was. Billy the Lobster gave the red flowers, said Happy Valentine’s Day and left. Billy went home and ate his cooked red meat and put some red ketchup on it.
            After a few hours of boredom, Billy decided to take a trip to the reddest planet- Mars. Billy quickly put on his red shoes and drove all the way to NASA Space Center
with his red car. As he entered the Big Red Rocketship, he bumped into the door and his claw started bleeding. As the Rocket takes off, he felt a vibration and almost fell out of his red seat. It took him a few days to reach Mars, and when he got there all he saw was red rocks. He thought it was an ideal place for him to live, since it was nice and not crowded
            Billy the Lobster decided to live in Mars, he even built a house there. He only comes back to Earth once in a while to get food. After a while, he extended his house to cover half of Mars. Sometimes he would see Santa Claus flying around. And from that day on, Billy the Red Lobster lived happily ever after.
Reflection: In my opinion, this is probably the worst piece in this portfolio since it was an in class assignment which we only had forty minutes to do this. I learned that I can use colors to describe things and make a good story out of it.



If I Was the Main Character

           
If I were to be the main character to a story, my story would be about a poor boy that grew up to be very rich. The story would first take place in a ghetto neighborhood and ends in an elite city such as Beverly Hills. The boy was neglected by his parents, which led to running away from home. 
At his High school years, he started playing basketball and was recognized by scouts all over the country. After averaging a dominating 30 points, 20 rebounds, and 10 blocks, in his senior year, his coach gave him a scholarship to whichever college he wants to go. He picked UNC, University of North Carolina
, the school which Michael Jordan went to for college. He never thought he would graduate and enter a real top ranked college, because none of his family members had graduated from high school or go to a college.
            He made history in his freshman year at UNC, averaging 36 points, 16 rebounds, and 12 assists. In his sophomore year, he improved and broke more records averaging 40 points, 20 rebounds, and 15 assists. Most college players would turn professional after their junior year but he wanted to finish his college and earn a degree. His junior year was one of his bests, averaging 50, 20, and 15.
His college career ended in his senior year, he was now known all over the nation and Nike had sponsored him. His shoe, the Nike Air Benjamin, was popular with many people and was sold more than the famous Air Jordan
’s. His pictures were on soda cans, posters, and even the cover of video games. But he made an announcement that shocked the basketball world. He announced that he will use his doctorate degree to become a doctor instead of turning pro! He told the press that he does not want fame; all he wants is to help others when they need help.
            In conclusion, the main character of the story did end up in a big house in Beverly Hills
. But he made it without going professional, instead he became a doctor. If he had become a pro, he would have earned millions of dollars and would be known all over world. If I was the main character of a story, this would be my story.
Reflection: This entry is one of the journal writes that I included in this portfolio. We could create any story we wanted and put ourselves as the main character. And because we can do anything, this is why this entry is my favorite one.



Posting first by: Skuldesak Traxfm.